Menjadi guru profesional, adalah sebuah tantangan di era yang begitu dinamis ini. Meski kemajuan teknologi dan informasi membantu dalam proses pengajaran, namun nyatanya dinamika proses belajar mengajar juga menuntut ketrampilan lebih dari para pengajar dan pendidik. Guru kini dituntut untuk mengembangkan ketrampilan mengajar yang bermakna, menyenangkan dan kolaboratif.
Minggu, 11 Fabruari 2018 di Sasono Griya Warga Mangkubumen, Sara berkesempatan untuk berbagi di acara Temu Pendidik Daerah yang diadakan oleh Komunitas Guru Belajar Solo Raya. "Memanusiakan Hubungan" diangkat menjadi tema dalam acara ini.
Sumber Gambar : Instagram @kampusgurucikal |
Sara mencoba mengangkat fenomena digital behaviour yang membuat batas antara komunikator dan komunikan menjadi bias di dunia maya. Tingkat aktivitas online yang tinggi, memunculkan salah satu strategi baru dalam pemasaran yang disebut influencer marketing. Dimana, figur-figur potensial menjadi corong bagi perusahaan atau merek dalam membantu aktivitas promosi.
Bagai pedang bermata dua, era digital menghadirkan juga fenomena HOAX. Para pengguna media social dituntut bertindak lebih bijaksana dalam menyaring informasi yang ada di internet. Salah satunya, dengan menjadi pribadi yang kritis dan mau mencari sumber yang benar sebelum mempercayai suatu informasi.
Di kesempatan yang sama, Sara bertemu dengan para penggerak yang luar biasa. Mereka membawa visi dan misinya dalam memanfaatkan ilmu yang dimiliki untuk membangun putra putri bangsa yang lebih baik. Tidak ketinggalan hadir juga, perwakilan Komunitas Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) yang berbagi mengenai pengalaman mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Belajar di mana saja. Dunia menuntut kita untuk bergerak. Diam hanya akan membuat kita menjadi kerdil.- Sara Neyrhiza